Minggu, 07 Agustus 2011

Living Wall - Filter dan Curtain Alami

Jika anda sudah sering melihat bangunan yang memanfaatkan lantai atap atau balkon di lantai atas sebagai taman yang menggunakan tyanaman di dalam pot maupun yang langsung di atas media tanah, mungkin anda juga pernah  melihat atau membayangkan jika taman tersebut di buat dalam posisi vertikal atau berperan sebagai dinding. Di tengah maraknya tema "hijau-nisasi" bangunan sekarang ini, orang semakin kreatif mencari alternatif dan pengembangan untuk berperan dalam "menghijaukan" bangunannya. Konteks hijau disini memang sebenarnya tidak sekedar harafiah membuat warna bangunan tersebut jadi hijau atau sekedar membuat taman yang luas, namun justru adalah kontribusi yang bisa di berikan oleh suatu bangunan terhadap pencegahan atau perbaikan lingkungan sekitarnya secara khusus dan alam secara lebih luas.

Nah, kembali kepada hal yang sedikit harafiah dengan membuat taman yang banyak di sekitar bangunan, mungkin akan sulit bagi kita melakukannya jika lahan yang tersedia terbatas. Roof garden adalah ide yang sudah lama berkembang untuk menyiasati hal tersebut. Tanaman rambat yang menjuntai dari atas juga merupakan salah satu ide yang sudah banyak digunakan. Tanaman rambat tersebut bisa berfungsi sebagai curtain alami atau pengganti curtain fabrikasi yang mampu mereduksi panas matahari yang masuk kedalam ruangan namun juga dapat berfungsi sebagai filter polusi udara.

Living Wall atau Vertical garden adalah bagian sisi vertikal bangunan yang terbentuk dari tanaman tanaman yang ditanam dalam suatu media layaknya taman horizontal, namun diposisikan berdiri atau vertikal dalam penyusunannya. Sebenarnya Living Wall juga bukan merupakan hal yang baru, namun memang masih belum banyak yang mempraktekannya dalam sekala yang besar. Living wall bisa berfungsi sebagai dinding bangunan, sebagai pagar atau sebagai secondary skin suatu bangunan. Patrick Blanc seorang ahli botanikal asal Prancis adalah orang yang pertama menggalakkan ide vertikal garden atau Living Wall tersebut.
Media struktur living wall bisa berupa rangka metal sederhana untuk memegang pot-pot tanaman atau juga teknologi bio media yang sekarang mulai banyak berkembang yang membuat tanaman tersebut tidak memerlukan pot lagi di saat diletakkan dalam posisi vertikal namun sama dengan taman horizontal yang langsung bertemu media tanah.




Kegunaan Living Wall adalah sebagai filter polusi udara, filter panas matahari yang masuk kedalam ruangan, filter kebisingan suara, menjaga kestabilan temperatur udara di luar ruangan, media penyerapan air hujan atau juga sebagai penambah nilai estetika bangunan bahkan lingkungan sekitarnya. Beberapa tanaman yang bisa digunakan di antaranya Wali Songo, Dracaena, Hema Hijau, Polycias, Pandan Wangi, Epipremnum dan masih banyak lagi. Jenis jenis tanaman ini bisa dilihat di salah satu page mengenai Vertical garden di facebook di alamat https://www.facebook.com/pages/Taman-Vertikal-V-ga/.


Sebenarnya jenis jenis tanaman tersebut masih bisa di kembangkan lagi tidak terbatas kepada jenis jenis yang sudah banyak di pakai orang, mungkin bisa kita coba jika living wall tersebut menggunakana tanaman apotek hidup atau justru tanaman yang daun atau bunganya bisa dimakan atau dijadikan bahan makanan. Sehingga ada nilai lebih dari fungsi living wall tersebut.